KREATIVITAS

Cara Jurnalis Mengoptimalkan Kecerdasan Buatan: Tips dan Trik Terbaik!

Berdasarkan hasil survei dari London School of Economics (LSE) terhadap lebih dari 40 perusahaan media di seluruh dunia, 85 persen di antaranya telah menggunakan kecerdasan buatan untuk meningkatkan kinerja jurnalistik. Kemajuan teknologi kecerdasan buatan mulai merambah ke berbagai sektor, termasuk industri media dan jurnalistik. Chief Content Officer KapanLagi Youniverse, Wenseslaus Manggut, mengatakan bahwa penggunaan kecerdasan buatan tidak dapat dipisahkan dari industri media massa. Menurut Wens, berdasarkan survei tersebut, 85 persen perusahaan media sudah menggunakan kecerdasan buatan untuk mendukung kinerja jurnalistik.

“Wens berpendapat, penggunaan AI ini bisa membantu kinerja jurnalis dalam memproduksi berita. Dengan menggunakan AI, kata dia, jurnalis jadi lebih efisien dan terbantu dalam hal produktifitas.”

Wens melihat bahwa penggunaan AI memberikan kesempatan bagi jurnalis untuk menciptakan konten jurnalisme yang berkualitas karena tugas-tugas tertentu dapat diotomatiskan oleh AI. Hal ini memberikan kesempatan bagi jurnalis untuk fokus pada liputan lapangan dan pembuatan konten yang berkualitas.

“Meski sudah menggunakan AI, Wens menegaskan bahwa konten yang dibantu dengan AI tetap memperhatikan keakuratan data dan kode etik jurnalistik.”

Redaktur Eksekutif Liputan6.com, Reden Trimutia Hatta, juga menyatakan bahwa kecerdasan buatan dapat membantu jurnalis dalam produksi konten, termasuk video dan teks. Contohnya, AI dapat digunakan untuk membuat news anchor atau pembawa berita dalam video, serta membantu dalam pengumpulan data dan pemilihan judul yang ramah SEO dalam konten teks.

“Dari sejumlah percobaan, yang kami temukan dengan penggunaan promt yang tepat, AI bisa mengumpulkan data-data dari sumber resmi dengan sangat cepat. Tools AI apapun ketika kita menggunakan promt yang tepat, detail, hasilnya juga akan sesuai harapan. Begitu juga sebaliknya,” tambah Trimutia.

Meskipun telah mengadopsi penggunaan kecerdasan buatan, Trimutia meyakinkan bahwa tetap memiliki kebijakan untuk melakukan pengecekan ulang terhadap data-data dari konten yang dibantu oleh AI. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran informasi yang salah dalam setiap konten.

“Dari pengecekan ini terlihat peran jurnalis tidak akan pernah digantikan oleh AI. Walaupun menggunakan AI, jurnalis tetap mengecek terhadap hasil yang ditampilkan AI,” kata dia.

Penggunaan kecerdasan buatan dalam industri media dan jurnalistik dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan efisiensi kinerja jurnalis serta kualitas konten yang dihasilkan. Namun demikian, peran jurnalis dalam memverifikasi dan memastikan keakuratan informasi tetap penting dalam era kecerdasan buatan.