Korut Marah Kapal Selam Nuklir AS Tiba di Korsel
Korea Utara menuduh Amerika Serikat melakukan “tindakan militer yang bermusuhan” setelah kapal selam Angkatan Laut AS berlabuh di Busan, Korea Selatan. Kapal selam USS Alexandria, yang bertenaga nuklir, singgah di Busan pada Senin (10/2) untuk mengisi persediaan sebelum melanjutkan eksplorasinya. Ini adalah kali pertama USS Alexandria mengunjungi Korsel.
Menurut juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Utara, tindakan militer AS dianggap berbahaya dan dapat meningkatkan konfrontasi militer di sekitar Semenanjung Korea menjadi konflik bersenjata sesungguhnya. Korut memperingatkan AS untuk menghentikan provokasi yang dapat memperburuk ketidakstabilan, sambil menuding Washington mengabaikan kekhawatiran keamanan negara mereka.
Di sisi lain, Yonhap melaporkan bahwa USS Alexandria tiba di pangkalan angkatan laut Busan dengan panjang 110 meter dan lebar 10 meter, serta membawa 140 kru. Kementerian Pertahanan Korea Utara menyatakan kesiapan angkatan bersenjatanya untuk melindungi keamanan dan perdamaian regional dari kehadiran strategis AS di Semenanjung Korea.
Korut menekankan pentingnya memperkuat kemampuan pertahanan diri negaranya, merujuk pada janji Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un bahwa program nuklir mereka akan terus berlanjut tanpa batas waktu. Terisolasi secara diplomatik dan ekonomi serta dikenai berbagai sanksi, program senjata nuklir Korut telah lama menjadi sumber ketegangan bagi Amerika Serikat.
Ketegangan antara AS dan Korut sempat mereda saat awal masa jabatan Presiden Donald Trump, bahkan menghasilkan serangkaian pertemuan langka antara Trump dan Kim Jong Un terkait denuklirisasi Korut. Namun, pertemuan puncak di Hanoi pada 2019 berakhir dengan kegagalan karena perbedaan pandangan terkait pelonggaran sanksi dan apa yang akan dikorbankan Pyongyang sebagai imbalan.
Sejak saat itu, ketegangan antara Korut dan AS kembali meningkat, dengan Pyongyang melancarkan provokasi uji coba rudalnya. Meskipun demikian, upaya diplomasi masih terus dilakukan untuk mencari solusi damai atas ketegangan ini. Semoga kedua negara dapat menemukan jalan tengah yang menguntungkan kedua belah pihak tanpa harus merugikan kepentingan atau keamanan masing-masing.